Arsitektur Serverless adalah salah satu revolusi terbesar dalam komputasi awan (cloud computing). Berbeda dengan model hosting tradisional yang mengharuskan Anda mengelola server, Serverless memungkinkan Anda untuk menjalankan kode dan mengelola data tanpa perlu mengkhawatirkan infrastruktur server. Penyedia layanan awan (cloud provider) secara otomatis mengalokasikan dan mengelola server, sehingga developer dapat fokus pada penulisan kode. Meskipun namanya Serverless, bukan berarti tidak ada server; melainkan, tanggung jawab pengelolaan server telah dialihkan sepenuhnya kepada penyedia layanan.


1. Konsep Dasar Arsitektur Serverless

Inti dari Serverless adalah FaaS (Function as a Service). FaaS memungkinkan Anda mengunggah dan menjalankan fungsi kode kecil sebagai respons terhadap peristiwa tertentu (misalnya, klik tombol, unggahan file, atau permintaan API).

  • Penyediaan Otomatis (Automatic Provisioning): Tidak perlu menyewa server, mengonfigurasi sistem operasi, atau mengelola patch. Penyedia layanan akan secara otomatis menyediakan semua sumber daya yang dibutuhkan saat fungsi Anda dipanggil.
  • Penskalakan Otomatis (Automatic Scaling): Jika permintaan melonjak, fungsi akan secara otomatis diskalakan untuk menangani beban. Ketika tidak ada aktivitas, tidak ada sumber daya yang digunakan dan tidak ada biaya yang dikenakan.
  • Bayar Sesuai Penggunaan (Pay-per-use): Anda hanya membayar untuk waktu komputasi yang benar-benar digunakan. Ini sangat efisien dan dapat mengurangi biaya secara signifikan.

2. Penerapan Serverless di Lingkungan Hosting

Meskipun WordPress adalah aplikasi monolitik yang tidak dirancang untuk lingkungan Serverless, ada cara untuk menggabungkan keduanya. Konsep utamanya adalah memisahkan frontend statis dari backend dinamis.

2.1. Website Statis dengan WordPress Headless

Pendekatan ini menggunakan WordPress hanya sebagai backend atau sistem manajemen konten (headless CMS). Konten dibuat dan dikelola di WordPress, tetapi frontend dibangun secara terpisah menggunakan framework modern (seperti Gatsby, Next.js) dan di-hosting di platform Serverless.

  • Alur Kerja: Ketika Anda menerbitkan sebuah postingan di WordPress, webhook akan memicu fungsi di platform Serverless. Fungsi ini akan mengambil data konten melalui WordPress REST API dan membangun ulang frontend statis yang super cepat.
  • Keuntungan: Website yang dihasilkan memiliki performa yang sangat tinggi, tahan terhadap serangan siber (karena tidak ada kode PHP yang dapat dieksploitasi), dan tidak memerlukan server WordPress yang terus-menerus berjalan.

2.2. Fungsi Serverless untuk Tugas Khusus

Untuk website WordPress tradisional, Anda dapat menggunakan fungsi Serverless untuk mengalihkan tugas-tugas yang memakan banyak sumber daya dari server utama.

  • Konversi Gambar: Alih-alih mengonversi gambar di server WordPress, kirimkan tugas konversi ke fungsi Serverless.
  • Memproses Formulir: Gunakan fungsi Serverless untuk memvalidasi dan memproses pengiriman formulir, seperti formulir kontak atau pendaftaran, tanpa membebani server web Anda.
  • Tugas Otomatis (Cron Jobs): Alih-alih mengandalkan WP-Cron yang tidak selalu andal, jadwalkan fungsi Serverless untuk menjalankan tugas pemeliharaan rutin, seperti membersihkan database.

2.3. Contoh Penerapan

Beberapa penyedia hosting menawarkan dukungan Serverless yang dapat diintegrasikan dengan website Anda.

  • Layanan Cloud: Anda dapat menggunakan layanan seperti AWS Lambda, Google Cloud Functions, atau Azure Functions.
  • Integrasi dengan Hosting: Penyedia hosting tertentu (misalnya, Jagoweb.com) mulai menawarkan fitur-fitur yang mendukung arsitektur Serverless atau memberikan alat yang mempermudah developer untuk mengelola fungsi-fungsi ini.

Kesimpulan

Arsitektur Serverless adalah paradigma baru dalam hosting yang menawarkan skalabilitas, efisiensi biaya, dan kemudahan manajemen yang tak tertandingi. Meskipun tidak menggantikan hosting WordPress tradisional, pemahaman tentang konsepnya membuka peluang baru untuk membangun website yang lebih cepat, lebih andal, dan lebih hemat biaya, baik dengan menggunakan WordPress sebagai headless CMS maupun dengan mengintegrasikan fungsi-fungsi Serverless untuk mengoptimalkan tugas-tugas tertentu.